Rabu, 12 Mei 2010

ADANYA KEBESARANNYA DLM TUBUH ANAK ADAM......

Dengan menyebut nama ALLAH yg Maha Pengasih lg Maha Penyayang..Maha SuciNYA lg Maha Berkuasa dan Maha Mencipta.Semoga artikel ini dapat menambah ketakwaan kita kpdNYA..mudah2an..

Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci.


Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat “Fussilat” ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“…Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…” Yang artinya: “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran”.

Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata “ayatinaa” yang memiliki makna “Ayat Allah”, dijelaskan oleh Allah bahwa tanda- tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).

Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama  

“Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”; “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”.

Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan:
“Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.”
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.

Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.

Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand
Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya…Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.

Dari bahtera menuju Islam
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut:

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar keduanya dinding dan batas yang menghalang” (QS Al-Furqon: 53).

Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca “Jurnal Keperawatan Unpad” edisi 4, hal 64-70). Sebenarnya masih banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A’raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a’lam.

KESAHIHAN DAN KEASLIAN BATU TERGANTUNG ISRA MIKRAJ.

Setiap kali menjelang kalendar Rejab sempena kedatangan tarikh peristiwa Isra’ Mikraj, pasti gambar-gambar ini disebarkan ke serata dunia maya dan hasilnya, ramailah yang mempercayainya..
Berikut adalah gambar-gambar palsu yang  kononnya ia adalah Batu Terapung atau Batu Tergantung  seperti yang tercatat dalam peristiwa Israk Mikraj, tersebar meluas di dalam internet.
                                         AWAS JANGAN TERPEDAYA !!!

Gambar2 PALSU
Batu Terapung PALSU 1 
Gambar PALSU kononnya Batu Terapung / Tergantung di Palestine ini terus disebarkan dan amat kurang bagi mereka yang bertanya akan kesahihannya.


Batu Terapung PALSU 2 
Gambar batu yang serupa dari sudut yang lain. Dah Nampak..?

Batu Terapung PALSU 3 
Juga satu lagi sudut gambar palsu ini. Dah jelas?

Batu Terapung PALSU 4 
Sekali lagi sudut yang lain gambar palsu ini. Haa.. Jelas..?

Batu Terapung PALSU 5 
Tadaa.. ‘Breaking The Magician Code: The Magic Secret Reavealed’
Teknik murahan  Guna Photoshop..


Jadi.. Mana yang  ASLInya..?
___________________________ …
Gambar ASLI dan SAHIH Batu Terapung yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mikraj..

Batu Terapung Dalam Peristiwa Isra' Mikraj
Batu Terapung Dalam Peristiwa Isra' Mikraj

Tempat Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam Dimikrajkan
Ulama umumnya berpendapat Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bermikraj dari satu tempat di Baitulmaqdis yang disebut sebagai Qubbatul Mikraj (kubah tempat dimikrajkan). Tempat itu juga dikenali sebagai Sakhrah Baitulmaqdis.

Pengalaman Al-Imam Abu Bakar Ibnul ‘Arabi
Dalam kitab al-Israk wal-Mikraj oleh Khalid Saiyyid Ali di halaman 82, atas tajuk yang bermaksud ‘Tempat Nabi bermikraj’, disebut di bawahnya suatu penulisan (yang bermaksud): “Berkatalah al-Imam Abu Bakar Ibnul ‘Arabi, ketika membuat penjelasan (syarah) Kitab al-Muwattak oleh Imam Malik disebutkan, batu besar di Baitulmaqdis adalah suatu keajaiban Allah SWT.
“Batu itu berdiri sendiri di tengah-tengah Masjidil Aqsa, tergantung-gantung dan terpisah daripada semua bahagiannya dengan bumi. Tidak ada yang memegangnya, melainkan Yang Memegang langit, daripada jatuh menimpa bumi.”
“Di puncaknya dari arah selatan, itulah tempat kaki Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berpijak untuk menaiki Buraq, di sebelah itu agak condong. Dikatakan kerana kegerunannya atas kehebatan baginda Sallallahu ‘Alaihi Wasallam maka batu itu tergantung, saya sendiri takut untuk berada di bawahnya, kerana takut batu itu menghempap saya kerana dosa-dosa saya.”
“Setelah beberapa ketika kemudian, saya pun memberanikan diri dan masuk berteduh di bawahnya, maka saya dapat melihat pelbagai keajaiban. Saya dapat menyaksikan ia dari semua arah. Saya benar-benar melihatnya terpisah dari bumi. Ada arah yang lebih jauh terpisah dari bumi daripada arah yang lain.”

Batu Terapung Pada Hari Ini Dari Pengalaman Dato’ Dr Haron Din
Ada pun mutakhir ini, saya sendiri berpengalaman, telah masuk dan melihat batu tersebut, yang sekarang tempat itu dikenali sebagai Qubbatul Sakhrah (kubah yang di bawahnya ada batu). Sekarang ini sudah berada di belakang daripada Masjid al Aqsa.
Jika dilihat Masjid al-Aqsa, imam akan dilihat berada nun jauh daripada arah kiblat dan berakhir kawasan masjid dengan Qubbatul Sakhrah ini.

Para Jemaah Mengambil Kesempatan Solat Di Bawah Batu Terapung
Satu lagi gambar asli dan sahih Batu Terapung. Para Jemaah Mengambil Kesempatan Solat Di Bawah Batu Terapung

Meneliti Batu Terapung
Saya telah memasuki tempat ini, berpeluang melihat batu itu dan masuk ke bawahnya. Memang batu itu benar-benar wujud dan terletak di tengah-tengah bangunan. Gambaran sekarang ini, batu itu jika dilihat daripada bawah, seolah-olah seperti sebuah payung besar, seperti gua yang kita berada di bawahnya. Saya menganggarkan keluasan tempat itu, sebesar ruang solat untuk 20 atau 25 orang, jika untuk masuk bersesak-sesak boleh sampai 150 orang.

Keadaan Berubah
Merenung batu itu dengan cermat, saya dapati ia sekarang terletak di atas fondisi konkrit batu yang kukuh. Di segenap arahnya berpijak ke atas fondisi itu dan tidak nampak pun ia tergantung seperti yang dijelaskan di atas. Semasa lawatan itu, saya kebetulan bertemu dengan Imam Besar Masjid al-Aqsa yang berada di situ, di samping pemandu pelancong kami. Mereka menyatakan memang dahulu batu besar yang macam payung itu tergantung-gantung.

Kegerunan Hati Manusia
Oleh kerana banyak pembesar-pembesar negara dan banyak pelawat-pelawat luar datang, mereka terperanjat dan amat gerun dengan keadaan batu itu, banyak yang tidak berani masuk di bawah batu itu, kerana takut tiba-tiba batu itu menghempap. Memandangan hal keselamatan penting dan mengelak daripada berlakunya berbagai tanggapan orang ramai ke atas keadaan yang unik itu, maka pihak berkuasa mengambil tindakan membina fondisi yang menyambung batu itu dari bumi.

Batu Terapung Isra' Mikraj -Dari Atas-Gambar simpanan lama Batu Terapung dari sudut atas.
Mengapa Berubah..?
Ketakutan pembesar-pembesar zaman ini samalah seperti yang dirasai oleh al-Imam Aku Bakar Ibnul ‘Arabi seperti dalam bukunya.
Maka atas itulah batu tersebut sudah tidak lagi kelihatan tergantung-gantung, tetapi ia menjadi seperti sebuah bangunan yang di bawahnya boleh dimasuki, ia kelihatan seperti sebuah batu biasa yang dapat dilihat. Wallahua’lam.

semoga kita mendapat manfaat daripada maklumat ini.Berhati2 fitnah2 akhir zaman ini.